Pentingnya Deteksi Dini dalam Pengelolaan Risiko Penyakit Jantung

politicalphishing.com – Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit paling mematikan dan dapat menyerang individu tanpa memandang batas usia. Kondisi ini mencakup variasi masalah seperti gangguan irama jantung, penyakit pembuluh darah koroner, cacat bawaan jantung, dan kelainan katup jantung.

Kebutuhan Deteksi Dini:
Mengadopsi gaya hidup sehat adalah langkah awal yang esensial, namun deteksi dini penyakit jantung sangat krusial untuk menilai dan mengelola risiko kardiovaskular. Deteksi dini dianjurkan khususnya bagi individu berusia di atas 40 tahun atau bagi mereka yang berisiko tinggi, seperti penderita hipertensi atau diabetes.

Pendapat Ahli:
Prof. Dr. Dra. Dumilah Ayuningtyas MARS, Guru Besar Tetap di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, menyatakan pentingnya mengutamakan penyakit jantung dalam agenda kesehatan global. Menurutnya, “Penyakit jantung adalah penyebab utama kematian secara global, dengan lebih dari 17 juta kematian tahunan, tepatnya 17,9 juta, menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).”

Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Obrolan Seputar Jantung (OJAN) Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, beliau menambahkan bahwa sepertiga dari kematian tersebut terjadi pada individu di bawah usia 70 tahun, yang masih dalam masa produktif, menandakan kebutuhan mendesak untuk intervensi.

Metode Diagnostik Penyakit Jantung:
Beberapa prosedur dan skrining yang digunakan untuk mendeteksi penyakit jantung meliputi:

  • Pemeriksaan laboratorium
  • Echocardiography (USG Jantung)
  • Pemeriksaan rontgen
  • Pemeriksaan vaskular
  • MRI jantung
  • Holter monitoring
  • Treadmill test
  • Elektrokardiografi (EKG)

Rekomendasi untuk Masyarakat:
Prof. Dumilah menyarankan agar masyarakat secara aktif melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan kesehatan rutin di fasilitas kesehatan primer, seperti rumah sakit, klinik, atau dokter umum. Ini adalah langkah vital dalam mencegah dan mengelola penyakit jantung secara efektif.

Dengan meningkatnya kesadaran dan akses ke deteksi dini, penyakit jantung dapat dikelola dengan lebih efektif, mengurangi risiko fatalitas di semua kelompok umur. Prioritas pada edukasi dan pencegahan bisa menjadikan perbedaan signifikan dalam kesehatan kardiovaskular masyarakat.

Lonjakan Kasus Bakteri Pemakan Daging di Jepang: Apa yang Perlu Diketahui dan Cara Pencegahannya

politicalphishing.com – Sejak awal tahun 2024, Jepang mengalami peningkatan tajam dalam jumlah kasus infeksi oleh bakteri pemakan daging yang mematikan. Penyakit ini, yang secara resmi dikenal sebagai Streptococcal Toxic Shock Syndrome (STSS), telah menginfeksi lebih dari 1.000 orang, melampaui jumlah kasus yang tercatat di tahun sebelumnya.

Penyebab Utama:
Dilansir oleh The Independent, penyakit ini mayoritas disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes, yang juga dikenal sebagai streptokokus grup A. Kondisi ini dapat berakibat fatal, dengan Jepang telah mencatat 77 kematian akibat STSS sampai saat ini, menurut NDTV.

Deskripsi Infeksi:
STSS merupakan infeksi bakteri yang langka namun sangat serius. Infeksi ini terjadi saat bakteri menembus jaringan dalam dan aliran darah, melepaskan toksin yang memicu respons tubuh yang cepat dan berbahaya.

Gejala Utama:
Gejala dari STSS muncul cepat, biasanya dalam waktu 24-48 jam, dan meliputi:

  • Demam
  • Menggigil
  • Nyeri otot
  • Mual dan muntah
    Penderita juga dapat mengalami tekanan darah rendah, kegagalan organ, detak jantung cepat, dan pernapasan yang cepat. Anak-anak mungkin mengalami radang tenggorokan, sementara orang dewasa bisa mengalami gejala lebih serius seperti nyeri pada anggota badan, bengkak, demam, dan tekanan darah rendah.

Strategi Pencegahan:
Mencegah STSS memerlukan praktik kebersihan yang baik, termasuk:

  • Mencuci tangan secara teratur
  • Menutup mulut saat batuk atau bersin
    Langkah-langkah ini sangat penting untuk mencegah penyebaran infeksi dan melindungi diri dari bakteri.

Mengingat tingginya risiko yang ditimbulkan oleh bakteri pemakan daging, penting bagi individu untuk memahami gejala dan mengambil tindakan pencegahan yang sesuai. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan adalah langkah kunci untuk mengurangi risiko terinfeksi. Kesadaran dan pencegahan adalah kunci utama dalam menghadapi ancaman STSS ini di Jepang.